PT Bank CIMB Niaga Tbk didirikan pada tahun 1955 dan merupakan bank terbesar keenam di Indonesia berdasarkan aset. CIMB Niaga mayoritas dimiliki oleh CIMB Group dan merupakan bank pembayaran terbesar berdasarkan nilai transaksi di Central Securities Depository Indonesia. Dengan pangsa pasar 11%, CIMB Niaga adalah penyedia hipotek terbesar ketiga di Indonesia.
Sejarah
Bank Niaga
Bank Niaga dan logo Lippo Bank hingga resmi digabung menjadi CIMB Niaga pada 1 November 2008.
Bank ini didirikan pada tahun 1955 sebagai bank swasta nasional. Pada tahun 1969, ketika krisis melanda sektor swasta di Indonesia, Bank Niaga tetap sehat dan memenuhi syarat untuk mendapatkan jaminan dari Bank Niaga. Kemudian pada November 1974, Bank Niaga merevisi rencana bisnisnya menjadi bank umum dengan layanan penuh untuk melayani kebutuhan pelanggannya dengan lebih baik.
Setelah bergabung dengan beberapa bank komersial lainnya, fungsi dan kepribadian bank dipulihkan pada tahun 1975. Status tersebut dipulihkan sebagai bank komersial milik negara. Nama resminya diubah menjadi "Bank Niaga 1955."
Pada tahun 1976, bank tersebut meluncurkan program pinjaman profesional untuk memberikan pinjaman kepada para profesional seperti insinyur dan dokter. Pada tahun 1981 dan 1982, Bank Niaga 1955 menjadi bank pertama di Indonesia yang menerapkan sistem perbankan online dan sistem web untuk cabang-cabangnya. Ini memperkenalkan jaringan pertukaran mata uang asing pada tahun 1985 serta berbagai produk baru di berbagai cabang.
Pada tahun 1987, Bank Niaga 1955 menonjol dari persaingan dengan menjadi bank pertama di Indonesia yang memperkenalkan layanan ATM.
Pada bulan Juni 1989, Bank Niaga melakukan penawaran umum perdana (IPO) yang akan terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Saham tersebut 4 kali lipat berlangganan, mencapai 20,90 juta saham.
Pada tahun 1991, Bank Niaga menjadi bank pertama di Indonesia yang menawarkan fasilitas perbankan online.
Pada tahun 1998, Bank Niaga memperluas basis pelanggannya dan mulai melayani pelanggan kelas menengah ke atas.
Pada tahun 1999, Bank Niaga diatur oleh Badan Restrukturisasi Bank Indonesia karena tidak memenuhi 20% dana pemegang saham yang dibutuhkan untuk kegiatan rekapitalisasi.
Pada tahun 2002, Commerce Asset-Berhad Holding (sekarang dikenal sebagai CIMB Group) mengakuisisi Bank Niaga. Pada Mei 2008, beberapa bulan sebelum merger, diubah namanya dari PT Bank Niaga Tbk menjadi PT Bank CIMB Niaga Tbk.
Lippo Bank
Lippo Bank adalah bank terbesar kesembilan di Indonesia berdasarkan aset. Didirikan pada tahun 1948 sebagai Bank Perniagaan Indonesia. Pada bulan Maret 1989, Bank Perniagaan Indonesia berganti nama menjadi Lippo Bank dan dikendalikan bersama oleh Mochtar Riady dan Lippo Group. Indonesia menjual sahamnya di Bank Lippo sebagai bagian dari pembuangan aset yang bertujuan untuk memotong defisit anggaran pemerintah dan mencakar kembali 450 triliun rupiah yang dihabiskan untuk menyelamatkan bank setelah krisis keuangan Asia pada tahun 1997. Lembaga tersebut mengambil alih Bank Lippo dari mantan pemiliknya, keluarga Riady, setelah pemerintah menyuntikkan modal ke pemberi pinjaman pada tahun 1999 untuk meningkatkan modal. Pada bulan Februari 2004, Swissasia Global mengakuisisi 52,1% saham di Bank Lippo dari Badan Restrukturisasi Bank Indonesia sebesar $142 juta. Keluarga tersebut terus memegang saham minoritas, sebagian melalui PT Lippo E-Net, yang memiliki 5,6% dari pemberi pinjaman, serta kontrol.
Mantan Bank Lippo (sekarang CIMB Niaga Makassar Branch) di Makassar pada Mei 2008
Anak perusahaan Lippo Bank AS terlibat dalam skandal atas sumbangan yang tidak pantas untuk kampanye Clinton-Gore. Menurut laporan Komite Urusan Pemerintah Senat 1998, pada tahun 1992, ketika John dipekerjakan oleh Lippo Bank di California, "Tuan Huang mulai mengumpulkan dana asing gelap untuk DNC melalui perusahaan rak milik Lippo." Uang itu berakhir di pundi-pundi Demokrat dan akhirnya ditelusuri ke "China Raya." Jen-Hsun Huang rekan-rekan di Lippo Bank [...] Tidak pernah memahami tugas perusahaannya dan menggambarkannya sebagai 'orang misterius', "kata laporan itu.
Pada 26 Agustus 2005, pemegang saham bank dan Bank Indonesia menyetujui penjualan saham pengendali 52,05% yang dipegang oleh Swissasia Global kepada Santubong Investment B.V., yang sepenuhnya dimiliki oleh Khazanah Holdings Berhad, cabang investasi Pemerintah Federal Malaysia. Penjualan tersebut mulai berlaku pada 30 September tahun yang sama.
Merger
Sejak Khazanah Holdings Berhad, Khazanah Holdings Berhad Pte.Ltd melalui Santubong Investment BV dan Greatville. Gande Bank Indonesia harus bergabung untuk mematuhi" kebijakan kehadiran tunggal "Bank Sentral Indonesia dan memiliki 64% dari CIMaga Niaga Bank melalui Bumi putra-Commerce Holdings. Pada tanggal 1 November 2008, Lippo Bank resmi bergabung dengan CIMB Niaga Bank dan berganti nama menjadi PT Bank CIMB Niaga Tbk, anak perusahaan Indonesia dari CIMB Group.
Pada tahun 2010, Lippo Group mengakuisisi Nobu Bank dan segera kembali ke industri perbankan Indonesia pada tahun 2010